Laman Blog ini membincangkan tentang perkembangan dan cerita-cerita serta teknik-teknik bermain badminton.
Friday, October 25, 2013
Teknik Bermain Badminton - Teknik Membangunakan Kediaman Anda Dengan Patas
Amalan Untuk membina istana di Surga
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengabarkan adanya beberapa Amalan Untuk membina istana di Surga. Sebagiannya terlihat ringan, sebagian lainnya butuh modal besar, dan sebagian lainnya memerlukan pengorbanan. Di antara amal-amal tersebut adalah:
1. Membangun masjid kerana Allah
Dari Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu ‘Anhu, berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا بَنَى اللَّه لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّة
“Siapa yang membangun satu masjid untuk Allah maka Allah akan membangunkan untuknya satu rumah di surga.” (Muttafaq ‘alaih)
مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا مِنْ مَالٍ حَلَالٍ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّة
“Siapa yang membangun satu masjid untuk Allah dari harta yang halal maka Allah akan membangunkan untuknya satu rumah di surga.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syuabul Iman, al-Thabrani dalam al-Ausath, dan lainnya)
Dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘Anhu, berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
“Siapa membangun masjid karena Allah walau seperti sarang burung atau lebih kecil dari itu maka Allah akan membangunkan untuknya satu rumah di surga.” (HR. Ibnu Majah, al-Bazzar dan Ibnu Hibban. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih al-Jami’, no. 6128)
2. Membaca surat Al-Ikhlas sepuluh kali
Dari hadits Mu’adz bin Anas Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ حَتَّى يَخْتِمَهَا عَشْرَ مَرَّاتٍ بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا فِي الْجَنَّةِ
“Siapa yang membaca Qul Huwallaahu Ahad (Surat Al-Ikhlash) sampai menghatamkannya sebanyak sepuluh kali niscaya Allah bangunkan untuknya intana di surga.” (HR Ahmad dari Mu’adz bin Anas al-Juhani & dihassankan Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Shahihah, no. 589)
3. Memuji Allah dan beristirja’ saat diuji dengan kematian anak
Dari Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
إِذَا مَاتَ وَلَدُ الْعَبْدِ قَالَ اللَّهُ لِمَلَائِكَتِهِ قَبَضْتُمْ وَلَدَ عَبْدِي فَيَقُولُونَ نَعَمْ فَيَقُولُ قَبَضْتُمْ ثَمَرَةَ فُؤَادِهِ فَيَقُولُونَ نَعَمْ فَيَقُولُ مَاذَا قَالَ عَبْدِي فَيَقُولُونَ حَمِدَكَ وَاسْتَرْجَعَ فَيَقُولُ اللَّهُ ابْنُوا لِعَبْدِي بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَسَمُّوهُ بَيْتَ الْحَمْدِ
“Apabila anak seorang hamba meninggal dunia, Allah berfirman kepada MalaikatNya, “Kalian telah mencabut nyawa anak hamba-Ku?” Mereka berkata, “Benar.” Allah berfirman, “kalian telah mencabut nyawa buah hatinya?” Mereka menjawab, “Benar.” Allah berfirman, “Apa yang diucapkan oleh hamba-Ku?” Mereka berkata, “Ia memuji-Mu dan mengucapkan istirja’ (Innaa Lilaahi Wa Innaa Ilaihi Raaji’uun).” Allah berfirman, “Bangunkan untuk hamba-Ku rumah di surga dan namai ia Rumah Pujian.” (HR. Al-Tirmidzi dan beliau menghassankannya , juga dihasankan oleh Syaikh Al AlBani di Shahih al-Jami’)
4. Membaca doa masuk pasar
Dari Umar bin al-Khathab Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ دَخَلَ السُّوقَ فَقَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ وَمَحَا عَنْهُ أَلْفَ أَلْفِ سَيِّئَةٍ وَرَفَعَ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ دَرَجَةٍ وَبَنَى لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa masuk pasar lalu ia mengucapkan, “Laa Ilaaha Illallaahu wahdahu Laa Syariikalahu, Lahul Mulku Walahul Hamdu, Yuhyii, Wayumiitu, Wahuwa Hayyun Laa Yamuutu, Biyadihil Khairu, Wahuwa ‘alaa Kulli Syai-in Qadiir” niscaya Allah menuliskan baginya sejuta kebaikan, menghapuskan darinya sejuta kejelekan, mengangkat derajatnya hingga sejuta derajat, dan membangunkan untuknya rumah di surga”.” ( HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim. Syaikh Al-Albani menyatakan, hadits tersebut hasan)
. . . Kenapa kita tidak lebih serius dan sungguh-sungguh berusaha mencari jalan dan mengupayakan sebab untuk memiliki rumah di akhirat?. . .
5. Menutup celah barisan shaf shalat
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ سَدَّ فُرْجَةً بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتاً فِي الْجَنَّةِ وَ رَفَعَهُ بِهَا دَرَجَةً
“Siapa menutup celah (pada barisan shalat) niscaya Allah bangunkan untuknya rumah di surga dan mengangkat derajatnya dengan perbuatannya itu.” (HR. Al-Muhamili dalam Amaalinya dan dishahihkan Al-Albani dalam Silsilah Shahihah, no. 1892)
6. Menjaga shalat-shalat sunah rawatib dua belas rakaat
Dari Ummu Habibab Radhiyallahu ‘Anha, berkata: Aku Mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ
“Siapa yang shalat 12 rakaat dalam sehari semalam niscaya dibangunkan untuknya rumah di surga.” (HR. Muslim)
Shalat 12 raka’at itu adalah empat rakaat sebelum Dzuhur & dua rakaat sesudahnya, dua raka’at sesudah maghrib, dua rakaat setelah ‘Isya, dan dua rakaat sebelum Shubuh sebagaimana yang terdapat dalam hadits ‘Aisyah dalam Sunan al-Tirmidzi dan Ibnu majah.
7. Iman, islam, hijrah dan berjihad fi sabilillah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
أَنَا زَعِيمٌ وَالزَّعِيمُ الْحَمِيلُ لِمَنْ آمَنَ بِي وَأَسْلَمَ وَهَاجَرَ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ وَأَنَا زَعِيمٌ لِمَنْ آمَنَ بِي وَأَسْلَمَ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى غُرَفِ الْجَنَّةِ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَلَمْ يَدَعْ لِلْخَيْرِ مَطْلَبًا وَلَا مِنْ الشَّرِّ مَهْرَبًا يَمُوتُ حَيْثُ شَاءَ أَنْ يَمُوتَ
“Aku menjamin orang yang beriman kepadaku, masuk islam dan berhijrah dengan sebuah rumah di pinggir surga, di tengah surga, dan surga yang paling tinggi. Aku menjamin orang yang beriman kepadaku, masuk Islam dan berjihad dengan rumah di pinggir surga, di tengah surga dan di surga yang paling tinggi. Barangsiapa yang melakukan itu, ia tidak membiarkan satupun kebaikan, dan lari dari semua keburukan, ia meninggal, di mana saja Dia kehendaki untuk meninggal.” (HR. Al-Nasai, Ibnu Hibban dan Al-Hakim. Dishahihkan oleh Syaikh Al AlBani rahimahullah).
8. Menghindari debat walaupun dalam posisi yang benar
9. Meninggalkan dusta dalam becanda
10. Berakhlak mulia
Dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَه
“Aku menjamin sebuah rumah di pinggir jannah (surga) bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan berkepanjangan meskipun ia dalam posisi yang benar, juga sebuah rumah di tengah jannah bagi siapa saja yang meninggalkan berbohong walaupun ia sedang bercanda, serta sebuah rumah di puncak jannah bagi siapa saja yang berakhlak mulia.” (HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Syaikh Al-Albani menghassankannya di Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 1648)
Inilah beberapa amalan yang diberitakan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berbonus rumah di surga. Orang hidup pasti menginginkan tempat tinggal yang indah, megah, sejuk, dan nyaman. Maka untuk kehidupan yang kekal di akhirat hendaknya lebih semangat memiliki rumah idaman tersebut. Tentunya rumah-rumah itu membutuhkan pernak-pernik dan perhiasannya; dari kamar dan ruangan, perbendaharaan dan perhiasannya, serta pepohonannya. Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam teleh menjelaskan amal-amal untuk menyempurnakannya, sebagaimana yang sudah kami tuliskan terdahulu. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]
http://www.voa-islam.com/islamia/aqidah/2013/09/27/26992/10-amalan-berbonus-rumah-di-surga/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment